Selamat datang di Avail Pontianak, semoga bermanfaat

Era Baru Perawatan Mahkota Wanita

Pembalut wanita yang diproduksi dengan memakai teknologi tinggi yaitu "Bio Teknologi" bahan baku kapas, berkualitas tinggi dan tidak mudah tembus, mengandung 17 jenis herbal alami di dalamnya yang mempunyai khasiat tinggi.
Telah diuji di Singapore oleh Health Sciences Authority (No.Lab PH-2004-01699-001) & di Malaysia oleh Chem Vi Laboratory Sdn Bhd, Malaysia (Ruj. LS/0704/7788(1) dan dinyatakan produk FC-BIO SANITARY PAD tidak mengandung plumbun, arsenic, tembaga, timah, E-Coli, Salmonela dan Stafilokokus (bakteri yang menghasilkan nanah).

Avail FC Bio Sanitary Pad

Avail FC Bio Sanitary Pad

Minggu, 22 Februari 2009

Baik Buruk Memakai Pembalut

Kala haid tiba, pembalut menjadi sahabat setia kaum wanita. Namun hati-hati, bila kebersihannya kurang terjaga, pembalut bisa menjadi pemicu munculnya infeksi dan iritasi pada organ intim wanita.

Selama haid, kebersihan vagina perlu mendapatkan perhatian lebih. "Kebersihan organ intim yang kurang terjaga dapat menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal yang berlebihan cenderung membuat kita ingin menggaruknya. Nah, bila digaruk, vagina pun bisa meradang," kata dr. Junita Indarti, Sp.OG dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.

Dan pada saat haid, pembalut biasanya menjadi pilihan. Namun, ujar Junita, "Walau pembalut memiliki daya serap tinggi, ada baiknya kita mengganti pembalut sesering mungkin." Biasanya, darah haid keluar lebih banyak pada hari pertama hingga kedua. Bila pembalut terasa sudah penuh, harus segera diganti. Pasalnya, permukaan pembalut yang bersentuhan dengan kulit vagina akan membuat vagina menjadi lembab. "Pembalut yang lembab dan dipakai terlalu lama akan menimbulkan penyakit. Seperti vaginitis (radang vagina) akibat jamur dan bakteri."

Namun, di luar masa haid, kebersihan organ intim pun harus tetap dijaga. "Vagina yang sehat harus dalam keadaan kering dan tak berbau," tandas Junita.

Terganggunya keseimbangan ekosistem vagina akan menyebabkan keluarnya lendir yang berlebihan, yang biasa disebut keputihan.

Keputihan biasanya muncul di antara masa siklus haid wanita, dan merupakan fase normal dari siklus hormonal seorang wanita. Cairan yang keluar pun tidak banyak.

"Keputihan disebut tidak normal bila cairan yang keluar berwarna putih susu dan kental, atau berwarna kekuningan atau hijau," papar Junita. Gejala keputihan seperti ini umumnya disertai serangan gatal-gatal pada vagina. Bila ini terjadi, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.

SELALU KERING

Selain pembalut, banyak wanita yang biasanya juga memakai panty liner untuk pemakaian sehari-hari. "Sebetulnya, vagina selalu mengeluarkan cairan, meski tidak sedang keputihan. Namun, jumlahnya tidak banyak," terang Junita.

Panty liner biasanya juga dipakai saat keputihan, karena rasa tak nyaman yang muncul saat keputihan. "Tidak apa-apa memakai panty liner, asalkan tidak sepanjang hari," ujar Junita. Meski panty liner menyerap lendir, tetap saja membuat vagina lembab. "Ini tidak bagus untuk kulit vagina," lanjut Junita seraya menyarankan untuk selalu menjaga vagina dalam kondisi kering dan bersih. "Sehabis buang air kecil, basuh dengan air bersih dan lap hingga kering dengan tisu,’ lanjutnya.

Sebaiknya, ujar Junita, pilih panty liner yang tidak mengandung parfum. "Soalnya mereka yang berkulit sensitif akan lebih mudah terserang alergi akibat zat kimia yang terkandung dalam parfum tersebut. Alergi bisa muncul dalam bentuk rasa gatal dan memperparah keputihan."

Yang harus diwaspadai, pemakaian pembalut dan panty liner tak jarang juga menimbulkan alergi pada kulit. Bahkan, terkadang muncul iritasi pada daerah vagina. Sebenarnya, ini terjadi karena pemakaian pembalut atau panty liner yang terlalu lama. "Apalagi kalau cairan yang keluar pas banyak-banyaknya. Kalau tidak segera diganti, akan membuat vagina menjadi lembab, dan muncul reaksi alergi," jelas Junita.

PEMBALUT ATAU TAMPON?

Fungsi tampon sebetulnya sama dengan pembalut, yakni untuk menyerap darah haid. Tampon terbuat dari bahan lembut, berbentuk silinder dan tersedia dalam berbagai ukuran. Cara pemakaiannya adalah dengan memasukkan tampon ke liang vagina dengan bantuan jari tangan.

Tampon biasa digunakan dalam situasi tertentu, misalnya saat harus memakai gaun ketat. Pemakaian pembalut akan mengganggu penampilan. Tetapi, Junita tidak menyarankan untuk tidak memakai tampon terlalu sering, karena tampon berisiko menimbulkan penyakit tertentu. "Ini karena jari tangan belum tentu dalam keadaan bersih saat memasukkan tampon. Terlebih pemakaian tampon membuat vagina selalu dalam kondisi lembab," jelasnya. Pemakaian tampon juga dapat menyebabkan robeknya selaput dara. Oleh sebab itu, penggunaan tampon pun tidak dianjurkan bagi mereka yang belum menikah.

Namun, jika terpaksa, cukup pakai tampon pada siang hari, sementara pada malam hari sebaiknya menggunakan pembalut. Untuk menghindari infeksi, pastikan jari tangan dalam keadaan steril saat akan memasukkan tampon ke liang vagina. Otot vagina juga harus dalam kondisi rileks, sehingga tampon dapat masuk dengan mudah. "Pilih tampon yang memiliki daya serap tinggi. Jangan lupa, ganti tampon setiap 3-4 jam," ujar Junita.

HINDARI CELANA KETAT

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim ini, ikuti beberapa tips berikut:

1. Jangan biarkan vagina dalam kondisi lembab. Basuh dengan air bersih dari arah depan ke belakang setiap kali usai buang air kecil atau buang air besar. Selama ini, banyak wanita yang cenderung membasuh vagina dari anus ke arah vagina. "Ini justru akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina. Akibatnya, timbul rasa gatal di daerah vagina," papar Junita.

2. Ganti celana dalam minimal dua kali sehari. Ganti segera bila celana dalam mulai terasa lembab dan basah.

3. Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Hindari celana dalam yang terlalu ketat. Pasalnya, celana dalam yang terlalu ketat akan menekan otot vagina dan membuat suasana lembab. "Jangan pula memakai celana panjang atau jins yang terlalu ketat di bagian selangkangan," ujar Junita.

4. Saat berada di toilet umum, hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. "Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70 persen jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10 ­ 20 persen," ungkap Junita. Bisa dipastikan, keesokan harinya vagina akan terasa gatal, bahkan bisa menimbulkan keputihan.

5. Saat mengganti pembalut, lebih dulu basuh vagina dengan air bersih dan sabun."Cukup gunakan sabun mandi dengan pH seimbang. Ini akan membersihkan sisa-sisa darah yang menempel di permukaan kulit vagina."

6. Beberapa wanita terbiasa menggunakan cairan khusus pembersih saat membasuh vagina. Padahal, penggunaan cairan khusus pembersih vagina secara rutin akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. "Bila terlalu sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina, yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur. Akibatnya, muncul gatal-gatal di area organ intim," ungkap Junita.

7. Daun sirih juga dapat di manfaatkan untuk merawat organ intim wanita. Air rebusan daun sirih bisa dipakai untuk membasuh bagian luar vagina. "Daun sirih mengandung zat antiseptik. Ini sangat baik untuk menjaga kebersihan vagina," papar Junita.

PILIH-PILIH PEMBALUT

Banyaknya pembalut yang beredar di pasaran, terkadang membuat kita bingung menentukan pilihan. Belum lagi banyaknya iklan di media massa yang menawarkan berbagai kelebihan pembalut wanita. Lalu, bagaimana cara memilih pembalut wanita yang tepat, sesuai dengan standar kesehatan? Meski relatif, namun sebetulnya ada hal-hal yang perlu dicermati, antara lain:

1. Berdaya serap tinggi. Pembalut yang memiliki daya serap tinggi akan membantu pada saat haid keluar lebih banyak. Hal ini juga mencegah pembalut menjadi bocor dan menodai pakaian.

2. Nyaman dipakai. Pilih pembalut yang nyaman dipakai sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Tidak berbau. Ada baiknya pilih pembalut wanita yang tidak mempunyai aroma tertentu. Wangi-wangian pada pembalut justru mengandung bahan kimia tertentu. Bagi yang berkulit sensitif, hal ini justru akan membuat vagina menjadi gatal dan iritasi.

4. Pilih pembalut yang berkualitas. Pembalut yang terbuat dari bahan berkualitas akan lebih terasa lembut di kulit. Ini akan mengurangi faktor iritasi pada daerah kulit vagina.
Kompas Cybermedia 21 September 2006

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 19 Februari 2009

Bahan Baku Pembalut

hai hai...

Salam kenal bwt kamu dimana aja, aku pgn sharing ttg s'thing yg penting bgt untuk kita ketahui. kamu2 tau ga kalo ternyata pembalut yg kita pake tiap bulan or pantiliner yg biasa kita pake sehari-hari itu katanya terbuat dari bahan daur ulang yg dijadikan bahan dasar pembalut tadi dgn tujuan untuk menghemat biaya produksi. Sedangkan bahan bakunya mulai dari kertas bekas kertas koran, kardus, atw kardus bekas yg...iihh...kamu bisa ngebayangin kan bakterinya menyebar dmana2, namanya juga bekas.
Emang sich setelah itu dproses daur ulang, pemutihan, dan sterilisasi lagi, tapi kan tetap aja menggunakan bahan2 kimia yg ga aman buat organ kt yg paling vital. nah..dari proses daur ulang, pemutihan dan sterilisasi barang2 bekas tsb akan terbentuklah suatu zat namanya dioksin. Dioksin inilah yg kemudian bisa menyebabkan kanker mulut rahim, myom, keputihan, dan seabrek akibat laen yg jangan sampe kita alami..na'udzubillah...


Tapi sekarang kamu2 jangan khawatir, karena udah ada solusinya untuk mencegah smua itu, yakni dengan produk Avail FC-Bio Sanitary Pad.

Ok, mudahan kamu2 yg sempat baca tulisan ku ini, bisa mengambil manfaatnya (karna aku baru blajar nulis di blog, kalo ada salah2 dikit maafin ya), dan kalo kmu2 pengen sharing ttg pengalaman kmu aaapa aja, silahkan deh.

Salam,
Eva.

[+/-] Selengkapnya...